Selasa, November 25, 2008

“Broken Home”

Banyak sekali bentu-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di indonesia, mulai dari tawuran, free-sex, alcoholics, drugs user, bahkan tidak jarang yang menjadi drugs dealer.

Segala hal yang dapat dikatakan kenakalan remaja tersebut kadang dapat bergeser maknanya menjadi life style. Dan apabila ditanyakan, kebanyakan dari mereka mengatakan “kurang perhatian dari orang tua” atau karena “broken home“.

Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena ternyata banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak.

Anak yang merasa kurang perhatian, atau tidak merasa diperhatikan sesuai dengan keinginannya merasa punya alasan untuk bersikap “nakal”. Apakah hal tersebut dapat dibenarkan?

Apabila anak tidak merasa aman dan nyaman dengan lingkungannya sehingga mencari lingkungan yang lain yang membuatnya merasa “diterima”, dan justru mengarah ke hal-hal yang negatif, siapa yang harus disalahkan?

Siapa yang seharusnya bertanggung jawab untuk membekali seorang anak agar terbentuk ppribadi yang mantap sehingga tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan yang “keras”?

Siapa yang seharusnya mengisi Jiwa labil seorang anak dengan pegangan-pegangan hidup yang membuatnya merasa percaya diri melangkah dalam jalur yang semestinya?